Si Humoris, Si Pintar, Si Penyayang
Saya selalu dibuat kagum berulang kali dengan cerita drama Korea. Hampir semua drakor yang sudah ditonton seperti punya magnet; menarik saya masuk ke dalam cerita dengan begitu lihainya.
Kita sudah sama-sama tahu pasti, kalau nonton drakor berpotensi meninggalkan rasa ketagihan, yang bikin ingin lanjut ke episode berikutnya, nunggu episode selanjutnya, sampai ikut khawatir kalau terjadi sesuatu dengan karakternya.
Masih ingat nggak, saat drakor Start-up booming, ada momen para penontonnya sampai tepecah jadi dua kubu: tim Dosan dan tim Jipyeong? Bahkan nggak sedikit yang merasionalisasikan keputusannya memihak karakter yang mana, bikin thread di Twitter, atau ketik panjang di Instagram Story. Sampai rasa-rasanya hampir seperti pemilu. Kamu pilih 01 atau 02? Masing-masing pendukung garis keras siap maju, dan pasang badan di depan membela calon jagoannya.
Sepertinya itu drakor terakhir yang bikin heboh jagad raya sampai sebegitunya. Dan mengingat Dosan dan Jipyeong adalah karakter fiksi yang ada di drama, tapi bisa menarik simpati, dan dukungan penonton sampai sebesar itu, saya rasa writer-nim dan semua kru drama yang terlibatlah yang patut kita apreasiasi. Fiksi rasa realita, sampai rasanya ikut terlibat di dunia nyata.
Penokohan yang kuat, pengembangan karakter yang apik, sampai kondisi hidup yang diberikan pada karakter adalah daya tarik dari drama Korea. Tak jarang karakter-karakter ini juga yang dijadikan sosok idaman saking mewakili beragam checklist kriteria pasangan atau partner hidup. Harap bertahan kalau blog post kali ini rasanya agak ngawang ya. Saya ngetiknya juga sambil meringis.
Untuk menulis ini saya jadi buka-buka ulang drakor yang ada di Netflix untuk mengerucutkan pilihan. Dari sekian banyak drakor yang saya tonton, ada tiga karakter yang paling berkesan berkesan buat saya. Kalau lagi halu membayangkan bisa ngajak kencan, tiga nama ini yang saya pilih tanpa ragu. Cek yuk, ada yang sama?
1. Ik Jun (Hospital Playlist) - Si Humoris
Kamis jam 9 malam jadi momen yang saya tunggu-tunggu karena saat itulah (kecuali minggu ini hiks) ada episode terbaru Hospital Playlist. Di season pertama, masih netral saya rasanya, tiap karakter punya keunikannya masing-masing, dan nggak ada yang bikin saya ingin “memilih”.
Masuk ke season dua tahun ini, wah, saya kepincut banget sama Ik Jun. Tingkah lakunya, kadang bisa serandom nulis tangan sendiri seperti screenshot di atas untuk mewakili ㅘ (baca: wa) sebagai ekspresi kekagumannya. Ini satu dari sekian banyak tingkah konyolnya yang selalu sukses bikin saya tertawa sampai keluar air mata.
Di bayangan saya, nge-date sama Ik Jun seperti disuguhi kejutan-kejutan yang nggak bisa ditebak kapan adanya. Tiba-tiba bisa waras, tiba-tiba bisa sarap. Tapi di situlah letak serunya. Karakter macam Ik Jun ini yakin banget saya, sungguh baik untuk kesehatan mental orang-orang di sekitarnya.
2. Vincenzo (Vincenzo) - Si Pintar
Dalam Vincenzo, Song Joong Ki memerankan karakter consigliere, penasihat mafia. Selain cara dia membawa diri yang “tertata”, dan selalu well-polished, kepintarannya memperhitungkan berbagai macam faktor sebelum mengambil keputusan sangat mengagumkan.
Vincenzo seakan bisa berpikir dua, tiga, atau bahkan lima langkah ke depan. Banyak sekali skill yang dikuasainya: negosiasi, persuasi, membaca situasi, bersosialisasi, beradaptasi, dan tentunya bela diri. Tipe yang melakukan deliberate practice nih pasti sampai bisa sejago itu. *lho, halunya bablas kejauhan*
Membayangkan bisa nge-date dengan karakter Vincenzo jelas ada deg-degannya karena profesi yang dia punya. Mungkin tiap pergi bareng bikin pengin menghaturkan permohonan maaf pada Sang Pencipta sebagai tanda tobat jika terjadi apa-apa. Namun, kalau melihat keahliannya Vincenzo, walau bpm jantung udah di luar batas wajar, rasa percaya juga nggak kalah besarnya.
3. Park Sae Royi (Itaewon Class) - Si Penyayang
Ini dia Park Sae Royi yang gaya rambutnya mendadak ditiru banyak pria saat Itaewon Class tayang. Hahahaha. Terlepas dari gaya rambutnya, karakter ini sedari episode pertama sudah menunjukkan sisi penyayang: sayang ayah. Lanjut ke beberapa episode berikutnya, makin terlihat juga caranya berinteraksi dengan orang-orang, mulai dari penggemar (pengin spoiler tapi nggak tega, barangkali ada yang belum nonton)l, sampai ke pegawai-pegawai cafe-nya.
Saya suka banget caranya memperlakukan orang-orang di sekitarnya. Dia bisa memandang seseorang tanpa embel-embel masa lalu, status, gender, maupun materi. Dia bisa dengan tulus membantu orang. Dia bisa menghargai seseorang tanpa syarat, atau pamrih. Kalau kamu begini, maka saya baru begitu rasanya tidak ada di kamus Park Sae Royi. Pengecualian ya buat si anu, yang silakan ditonton sendiri kalau belum.
Kalau bareng Park Sae Royi, sudah terbayang bisa menjadi diri saya apa adanya, sebebas-bebasnya, tanpa perlu khawatir akan dihakimi, maupun tanpa perlu khawatir akan terjadi kesalahpahaman. Tenang dan nyaman.
Walau mungkin saja posisi tiga karakter ini akan akan terganti seiring dengan kemunculan drakor-drakor baru, setidaknya Ik Jun, Vincenzo, dan Park Sae Royi sudah terekam jejaknya di blog post ini. Hahaha. Gimana, yang doyan nonton drakor juga, sebut dong siapa karakter yang terlintas kalau lagi halu pengin mengajaknya kencan?