Big Bad Wolf 2020 Survival Guide
Tahun ini, Big Bad Wolf (BBW) digelar di ICE BSD, Tangerang (bukan Jakarta, uhuk), dan dibuka secara resmi untuk umum 6-16 Maret 2020. Saya datang duluan di tanggal 5 Maret ke preview sale-nya. Untuk dapatin pass-nya juga mudah, tinggal daftar sebagai anggota saja di situs BBW, lalu dikirimkan email. Sampai di lokasi, karena ada preview sale juga untuk nasabah BCA, jadi bisa langsung masuk hanya dengan menunjukkan kartu debit atau kartu kredit BCA yang dipunya.Ini event BBW pertama yang saya datangi. Tahun-tahun sebelumnya saya memang tidak datang karena lokasinya yang tergolong jauh dari tempat tinggal saya saat itu. Tahun ini, syukurnya sudah lain cerita dan akhirnya kesampaian juga merasakan pertama kalinya datang ke bazar buku terbesar ini. Dari pengalaman pertama kemarin, ada beberapa hal yang menurut saya penting untuk dipersiapkan dan diperhatikan sebelum datang ke BBW. Silakan dibaca, mungkin membantu buat yang pertama kali mau datang ke BBW juga :)
1. Pakai sandal/sepatu dan pakaian yang nyaman
BBW 2020 ini mengambil hall 6-10 di ICE BSD. Gedenya bukan main. Pertama kali saya masuk, slangsung ternganga karena udah kebayang, nggak mungkin nih lihat-lihat buku satu jam cukup. Bakal banyak jalan, lebih dari biasanya. Penting banget untuk pakai sandal atau sepatu yang nyaman, yang kita udah tahu bisa dipakai untuk jalan lama dan nggak bikin kaki sakit. Beberapa orang mungkin perlu bawa jaket/sweater juga kalau nggak kuat dengan suhu ruangan yang lumayan dingin.
2. Cek hall map untuk menentukan prioritas dan mengatur alokasi waktu
Di BBW, buku-bukunya nggak disusun di rak, tapi ditaruh bertumpuk di atas meja besar. Nah, meja-meja besar ini udah punya papa untuk menandakan genre bukunya. Di hall map yang dibagikan akun bbwbooks_id sudah cukup membantu. Misalnya, saya sudah ada rencana untuk mengincar buku-buku non fiksi. Ya saya akan sengaja mengalokasikan waktu lebih lama di area itu daripada area lainnya. Non fiksi sendiri dibagi lagi ke banyak sub-genre, ada self help, business, biographies, graphic design, architecture, baking, sampai cookery.
3. Datang bersama teman
Saya cukup kaget melihat antrian BBW Jakarta yang panjangnya sampai mengular. Total saya mengantri 2 jam 22 menit. Supaya waktu mengantri nggak terbuang percuma, lebih baik bergantian dengan teman. Kami jadi memakai sistem shift. Saat satu orang mengantri, yang lain bisa keliling berburu buku. Setelah 30 menit, ganti peran. Terus saja begitu sampai antrian makin dekat dengan kasir.
4. Pastikan handphone punya baterai yang cukup
Dari pengalaman pertama kemarin ke BBW, saya jadi menyimpulkan kalau berapa lama waktu yang akan dihabiskan di sana memang tidak bisa ditebak dengan pasti. Saya sendiri nggak menyangka di sana selama itu. Supaya bisa tetap berkomunikasi dengan teman, atau buat kalian yang punya niat buka live shopping maupun jastip, pastikan handphone punya baterai yang cukup, sekaligus bawa powerbank dan kabelnya untuk jaga-jaga.
5. Bawa earphone
Ini opsi saja, tapi saya cukup gemas karena saat itu nggak bawa earphone. Hahaha. Saat bosan menunggu, harusnya saya bisa sambil mendengarkan musik atau menonton video di handphone andai bawa earphone.
6. Pakai nomor hall sebagai koordinat untuk memberi tahu posisi mengantri
Tantangan yang langsung terasa saat ingin tukaran dengan teman adalah memberi tahu posisi antrian. Nah, buat mengakalinya, coba lihat ke arah nomor hall yang ada di tembok atas. Lalu tentukan arah kasir sebagai arah ke depan. Dari situ, kita memberi tahu teman seperti, "Gue lagi di sepuluh, udah lebih ke barisan kanan dari terakhir kita tukeran."
7. Isi perut, sebelum atau sesudah berburu
Tadinya, saya dan teman berencana untuk makan bareng di foodcourt yang ada di BBW. Tapi saat sudah di lokasi, keburu seru keliling lihat buku. Begitu dapat beberapa buku yang saya mau, dan lihat antriannya yang sudah panjang, mau nggak mau ya milih antri daripada makan. Makin lama nggak ngantri, panjangnya bisa makin nambah soalnya. Buat yang mau ke BBW, saya sarankan buat makan dulu sebelum ke sini, sekalian hitung-hitung nambah energi. Atau, ganjal dengan camilan, dan baru makan berat setelahnya. Kalau sudah ngantri, boro-boro bisa ditinggal.
8. Daftarkan diri sebagai anggota BBW
Nah, ini saya juga baru ngeh begitu di kasir. Ada buku yang punya harga spesial, dan punya dua banderol, alias lebih murah lagi kalau kita sudah terdaftar sebagai anggota BBW. Cara jadi anggota BBW juga gampang banget, tinggal daftar online di situs resmi BBW. Udah diskonnya menggoda, ada beberapa buku yang dapat ekstra diskon pula!
9. Bawa tas belanja atau koper sendiri
Sudah bukan rahasia kalau banyak orang yang memborong buku di BBW untuk dijual lagi. Kalau tertarik untuk mencoba jualan buku, bisa bawa koper ke sana supaya gampang bawa hasil belanjaannya. Orang geret-geret koper di sana banyak, kok. Bukan pemandangan yang aneh lagi. Untuk koleksi pribadi, bisa juga sedia tas belanja sendiri yang ukurannya medium atau besar. Tas gym juga bisa jadi alternatif untuk bawa buku dari sana.
10. Punya koneksi internet untuk cek ulasan buku
Di BBW, pilihan bukunya nggak bisa diduga. Saya tentu punya beberapa incaran atau wishlist, tapi yang saya temukan di sana nggak ada yang berasal dari daftar itu. Hahaha.Jadi benar-benar saat keliling lihat buku, saya baca judul, nama penulis, keterangan di sampul belakang, baru kalau menarik saya buka Goodreads dan cek rating sekaligus baca beberapa ulasannya.Ada dua buku yang saya beli karena nama penulisnya terasa akrab di mata saya. Smarter Faster Better saya beli karena ditulis Charles Duhigg. Aslinya, saya ngincar buku Charles Duhigg yang The Power of Habit. So Good They Can't Ignore You yang ditulis Cal Newport juga dibeli dengan alasan yang sama. Aslinya, saya ngincar buku Cal Newport yang judulnya Deep Work. Hahaha. Begitulah, belum jodoh dengan incaran awal, yang lain pun jadi :DBuat yang baru pertama kali mau ke BBW, semangat, semoga bertemu dengan buku-buku menarik. Happy hunting, happy reading!