Grisselda Nihardja

View Original

July 2024: Back with My Passport Traveler's Notebook

Kori, kucing gue, punya anak.

Dan itu ternyata mengubah cara gue pakai buku catatan sehari-hari.

For context, sejak 2022 gue nggak lagi bikin setup di buku catatan ala bullet journal. Kalau bikin monthly calendar sendiri, weekly calendar sendiri, bikin tracker garis-garis sendiri, itu semua rasanya seperti buang-buang waktu. Gue lebih milih pakai planner yang udah ada template monthly, weekly, bahkan daily-nya seperti Hobonichi, Nolty, atau Common Planner. Mau pakai, tinggal isi.

Barulah setelah menyandang peran sebagai oma dari bayi-bayi kucing ini, setelah mendapat tanggung jawab tambahan untuk memastikan kesejahteraan dan kesehatan mereka, gue banting setir.

Awalnya, gue pakai grid notebook insert-nya Passport Traveler’s Notebook untuk bikin catatan harian kucing-kucing aja. Di dalam satu notebook ini, gue menaruh beberapa catatan tentang bayi kucing, seperti kapan mereka bisa meregulasi suhu tubuhnya sendiri supaya bisa mulai pakai AC (dan gue nggak lagi gobyos tiap nungguin mereka), kapan mereka perlu divaksin pertama kali, kapan mereka bisa mulai dikenalin dengan solid food, juga catatan-catatan sederhana seperti siapa yang buka mata duluan, siapa yang personality-nya kelihatan paling sassy, siapa yang mukanya kok melas banget, dll.

Awalnya, gue cuma mau pakai satu grid notebook ini aja. Eh, keterusan jadi merembet memaksimalkan notebook lainnya juga.

Kori <3

Kori dan anak-anaknya ditaruh di satu kamar, sedangkan gue tidur di kamar yang lain.

Masih satu rumah, tapi karena gue lebih banyak nemenin, ngasih makan, ganti underpad untuk Kori dan bayi-bayi kucing ini, gue jadi bolak-balik dari kamar gue sendiri ke kamar yang sekarang jadi nest-nya Kori.

Setiap gue mau stay lebih lama di “kamarnya” Kori, gue boyong tuh berbagai macam “alat perang”. Ya laptop, mouse, keyboard, dan buku-buku catatan. Ada yang gue pakai untuk journaling, ada yang gue pakai untuk planning, ada juga yang gue pakai untuk oret-oretan.

Makin sering bolak-balik kamar, makin berasa repotnya. “Ribet amat gue sekali pindah kamar perlu nenteng tiga buku.”

Jadilah gue memaksimalkan Passport Traveler’s Notebook yang dipunya. Supaya tiap gue pindah kamar, atau saat gue lagi pergi ke luar rumah, informasi dan catatan yang gue perlu udah bisa ditenteng dalam satu genggaman. Apalagi, Passport Traveler’s Notebook ini juga jadi dompet (gue naruh kartu dan uang cash di zip case-nya). Semua yang esensial udah jadi satu di sini. Praktis, dan ada rasa tenang buat gue

Isi notebook-nya jadi ada tiga yang sekarang dipakai:

  1. Planner & Collections & Tracker -> Ini bisa dianggap seperti bullet journal, buat calendar dari Juli sampai Desember, monthly highlights and reviews, catatan untuk Les Journaling dan Kukoni Studio ada semua di sini. Gue nge-plan jadwal, naruh event, dan reminder di buku yang ini.

  2. Weekly Focus & Journal -> Notebook kedua ini awalnya udah ada, dan cuma gue pakai saat lagi mau journaling di luar rumah. Sekarang gue tambah fungsinya sebagai weekly planner juga. Sehari-hari, yang bakal dibuka adalah halaman weekly focus yang ada di sini.

  3. Buku kocheng -> Sejauh ini masih gue pasang karena bayi-bayi kucing masih kecil, dan Kori juga masih perlu dipantau. Nanti kalau anak-anak ini makin besar, mungkin bukunya akan gue lepas dan nggak terlalu rutin dipakai setiap hari.

Pros and Cons memakai Passport Traveler’s Notebook:

Pros:

  1. All in one. Gue bisa memindahkan apa yang memang gue butuhkan sehari-hari ke dalamnya, dan gue cukup bawa satu TN ini saat pindah ruangan atau pergi ke luar. Portability-nya juara.

  2. Ukuran notebook-nya yang kecil juga melatih gue untuk memasukkan to-do list yang memang penting, dan menulis dengan lebih efektif.

  3. Isi insert-nya bisa gue tukar/ganti sesuai selera. Seperti yang gue bilang di atas, kalau misalnya anak-anak kucing udah besar, tentu gue nggak butuh bikin tracker dan catatan yang detail seperti sekarang. When the time comes, I will replace it with another book.

  4. Gue jadi inget serunya bikin setup untuk notebook sendiri. Sengaja pakai grid notebook yang polosan aja, supaya bisa gue atur sendiri komposisi di dalamnya.

Cons:

  1. Insert yang asli dari Traveler’s Notebook nggak bisa lay flat. Kertasnya cukup tebal, nggak setipis tomoe river paper. Perlu paper clip buat nahan bukunya supaya tetap terbuka.

  2. Masih nyambung sama nomor 1, gue yang suka tomoe river paper merasa kesulitan nyari seller yang jual insert dengan TRP di Indonesia. Kalau harus beli dari luar negeri, ya agak konyol dari sisi cost-nya.

  3. Akan boros kalau daily journaling dibikin rutin di sini. Setahun mungkin bisa beli 6–8 insert karena isi halaman di satu notebook-nya hanya 64. Gue journaling di TN ini hanya kalau lagi pergi, atau saat butuh nulis sesuatu dengan segera karena buku ini yang pasti dibawa terus. Kalau mau long-form writing, lebih baik di buku yang lain. (Tentu lain cerita kalau beli insert yang bukan merek Traveler’s Notebook, ya.)

  4. Ada beberapa layout yang nggak bersahabat dengan jumlah grid-nya (gue pengguna kertas kotak-kotak). Misalnya, mau bikin half-year overview. Itu kalau ditulis manual, komposisinya bakal aneh dan nggak cukup karena keterbasan jumlah grid di satu halamannya. Jadi perlu tambah effort dikit, alias bikin calendar sendiri di laptop, print sendiri, lalu tempel.

Made my own half-year calendar for my passport TN

Lalu, bakal terus PAKAI passport traveler’s notebook?

When this blog post is published, I've already been using this book for three weeks. Masih suka dengan kemudahan yang didapat untuk menyeimbangi mobilitas gue sekarang (duileh, bolak-balik pindah kamar aja mobilitas gak tuh). Buat planner, cek weekly focus dan to-do list, andalan tiap perlu bikin catatan-catatan penting, udah sangat cukup.

Buat 2025 gue malah terpikir untuk seenggaknya punya satu planner yang ukurannya kecil begini, antara passport atau pocket supaya bisa dengan lebih mudah dibawa pergi dan bisa barengan sama dompet juga. Lanjut pakai Traveler’s Notebook atau pindah dan cari thicker book (plus cover yang udah include slot kartu dan dompet = extra cost di bagian cover) masih lihat sikon nanti sambil nunggu 2025 lineup dari beberapa brand udah di-reveal semua.

Bayi-bayi @kukonicats